Konsinyering dilaksanakan tanggal 9 Juni 2016 di Hotel Grand Sovia Bandung. Konsinyering dibuka oleh Kepala Bidang Penerapan, Pemberlakuan dan Kerjasama Standardisasi Industri Pusat Standardisasi Industri mewakili Kepala Pusat Standardisasi Industri dan dihadiri oleh wakil dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung, Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) Bandung, Baristand Palembang, Baristand Pontianak, Pusat Pengujian Mutu Barang Kemendag, Pusat Penelitian Karet, Balai Teknologi Polimer BPPT, Pusat Teknologi Material BPPT, UPT. PSMB-LT Surabaya serta Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO).
Konsinyering ini merupakan pengenalan awal laboratorium-laboratorium uji karet di Indonesia guna memadukan kemampuan bersama untuk memenuhi kebutuhan pengujian produk karet secara nasional, regional dan internasional.
Terdapat pemaparan oleh narasumber yaitu :
a. Kepala Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya menyampaikan perkembangan forum ACCSQ Rubber Based Product Working Group (RBPWG) dan Infrastruktur Laboratorium Uji Karet dan Barang Karet di Indonesia.
b. Kepala Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik menyampaikan kemampuan laboratorium BBKKP untuk pengujian produk karet.
Kesimpulan konsinyering antara lain adalah :
1. Perkembangan ACCSQ RBPWG saat ini sedang dalam tahap harmonisasi standar. Telah disepakati 61 standar ISO yang telah diharmonisasi di ASEAN untuk produk-produk prioritas yaitu rubber hoses, baby’s teats/pacifier, rubber rings/joints, rubber foams, dan non-UNECE automotive rubber parts, serta standar metode uji karet. ACCSQ RBPWG juga akan membentuk forum ASEAN Rubber Laboratory Network (ARLN) dan ASEAN Rubber Reference Laboratory (ARRL).
2. Laboratorium uji karet di Indonesia terdiri dari beberapa instansi, yaitu Pusat Penelitian Karet, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian PU, BPPT, swasta dan instansi daerah.
3. Perlu dilakukan pemetaan kemampuan laboratorium uji karet di Indonesia. Pusat Standardisasi Industri akan mengirim surat permintaan data laboratorium kepada peserta rapat.
4. Laboratorium uji karet perlu ditingkatkan kapasitasnya untuk mendukung ASEAN Rubber Laboratory Network (ARLN) dan ASEAN Rubber Reference Laboratory (ARRL).
5. Perlu lebih banyak dukungan untuk posisi Indonesia dalam forum seperti ACCSQ atau ISO TC mengingat Indonesia merupakan produsen karet yang besar serta banyak industri yang berkepentingan di dalamnya.